Mazmur 119: 18
Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang
keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 63; Markus 13; Hosea 6-7
Apakah kita terjebak di dalam keterbatasan kemampuan untuk melihat
sekitar kita secara alami? Apakah ketidakmustahilan membuat kita memandang
rendah pada konteks kehendak? Apakah kita secara fisik tak mampu melihat gambar yang lebih besar?
Apakah kita hanya fokus pada cara mengatasi masalah dan kemampuan
kita yang kurang, atau apakah kita hanya fokus pada seberapa besar kemampuan Tuhan dalam mengatasi semua kondisi?
Apa yang sebenarnya kita lihat dengan mata hati kita? Kita
harus membuka penglihatan rohani kita tentang Yesus. Kita harus membuka mata kita kerhadap kehidupan rohani kita.
Dalam 2 Raja-raja 6, ketika Elisa menatap wajah tentara yang besar
itu, pasukan itu segera mengepung dia. Dia pun berdoa! Dia berbalik kepada Allah
lebih dulu. Hamba Elisa bahkan sangat ketakutan dengan situasi yang dilihatnya dan
mencoba memperingati dia. Katanya, “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?” (2 Raja-raja 6: 15).
Berapa kali kita menyampaikan pertanyaan yang sama?
Saat pertanyaan itu ditanyakan kepada Elisa, dia justru mulai
berdoa! Dia tak kuatir sedikitpun dan berdoa supaya mata rohani hambanya itu
dibukakan. Karena saat mata rohani hambanya itu dibukakan, dia bisa melihat kalau
tentara supranatural, pasukan Allah, yang tak terlihat oleh mata, jauh lebih besar daripada pasukan tentara besar itu.
Setelah Elisa berdoa, hambanya itu melihat keluar dan menyaksikan
sejumlah kereta perang dan kuda-kuda api yang jauh lebih besar berdiri di sana.
Pasukan itu jauh lebih besar dari pasukan musuh. Apa yang kita lihat kalau kita membuka mata kita dan melihat dengan cara rohani?
“Jangan takut!” kata Elisa. “Sebab lebih banyak yang
menyertai kita daripada yang menyertai mereka.” (2 Raja-raja 6: 16). Lalu Elisa
berdoa, “"Ya TUHAN, bukalah mata orang-orang ini, supaya mereka
melihat." Lalu TUHAN membuka mata mereka, sehingga mereka melihat, dan heran, mereka ada di tengah-tengah Samaria.” (2 Raja-raja 6: 20).
Pasukan supranatural Allah yang besar hadir di sana untuk
menyelamatkan mereka, untuk memperjuangkan mereka, meskipun tak seorangpun bisa
melihat mereka secara fisik. Begitulah cara Tuhan bekerja. Dia selalu berjuang
untuk kita. Dia selalu ada di masa-masa sulit kita. Dia selalu siap untuk bertempur! Dia selalu lebih dekat di setiap hembusan nafas kita.
Firman Tuhan berkata bahwa Tuhan akan berperang bagi kita tanpa
melakukan perlawanan. Kita hanya harus percaya padaNya. Iman kita selalu lebih besar dari sesuatu yang kita lihat.
Lewat iman, kita menyadari bahwa Allah bisa melakukan sesuatu
yang lebih besar bagi kita, umat-Nya, daripada yang bisa kita bayangkan atau
lihat lewat penglihatan kita secara fisik. Kita semua menghadapi kesulitan yang
tampaknya tak bisa diatasi. Kita sering bertanya-tanya bagaimana kita akan melewati hari itu.
Tapi sumber daya surgawi Tuhan dan belas kasihanNya yang tak
habis-habis selalu ada bagi kita. Bahkan saat kita tak bisa melihat secara fisik.
Kita harus terus mencari Tuhan dan melihat segala sesuatunya lewat
mata iman kita. Percaya pada Tuhan supaya segenap sumber daya surga yang ajaib dikerahkan untuk mempersenjatai kita.
Kalau kita tak bisa melihat Tuhan bekerja dalam hidup kita,
masalahnya mungkin ada dalam penglihatan rohani kita. Bukan kekuatan Tuhan atau penyediaan-Nya yang menyelamatkan kita.
Apakah kita sudah membuka mara rohani kita, membuka mata hati
kita dan membiarkan iman kita mewujudkan kemenangan atas kita? Biarkan iman dan doa kita yang mendorong Yesus berperang untuk kita.
Hak cipta Nina Keegan, diterjemahkan dari Cbn.com